ARTIKEL PENUTUP

Posted by cupskadek.blogspot.com | Posted in | Posted on 08.51

Hanya ada satu makna yang bisa saya ambil dari keikutsertaan saya dalam ajang Djarum Black Blog Competition vol.2 ini. Dan satu makna itu mengartikan bahwa menjadi seorang penulis tidaklah mudah.

Sebelum membahas lebih jauh alasan saya tentang makna yang saya dapat. Saya ingin menunjukan artikel-artikel yang saya buat dalam keikutsertaan saya dalam Djarum Black Blog ini. Berikut list dari artikel yang saya kirimkan untuk ajang Djarum Black Blog Competition vol.2.

Artikel Pembuka
Back to Black
Black Tea atau Black Cappucinno
Ancaman adalah Tantangan
Bail Out Century
Bail Out Century Jilid II
Liburan ke Pantai Bikin Item ?
Mencari Arti Kebahagiaan
Menghindari Kejahtan Facebook
Think Again Before Action
Indonesia Butuh Wasit Asing ?
Sejarah Penemuan Obat
Tengkorak Aja Ngerokok
Nyatakanlah Sesuatu yang Harus Dinyatakan
Perokok Tak Dapat Fasilitas ?
Menanti Reaksi Pemerintah Terhadap Inovasi Anak Bangsa
“Everlasting Beauty” jadi ikon kota Bandung
Mengelola Panggilan Masuk
Razia Di Warnet, Perlukah?
Pemerintah dan Inovasi

Sekadar memberitahu, bahwa pengerjaan blog ini baru saya mulai di awal tahun 2010. Di umur blog saya yang masih terbilang masih muda ini, masih banyak hal yang perlu saya gali ilmunya tentang bagaimana membuat blog yang baik. Beruntunglah, karena sahabat saya mau mengajarkan banyak hal tentang blog. Di awali dengan mengajari saya bagaimana membuat blog, kemudian mengubah template, menambahkan gadget, mencari gadget yang sekiranya layak di pasang di blog, dan lain-lain.

Nah setelah hampir dua minggu bergelut dengan dunia blog, barulah saya mendapat info dari hasil blog walking bahwa Djarum Black mengadakan blog Competition. Dan info itu saya dapat hanya satu minggu sebelum UAS. Karena waktunya yang berdekatan dengan UAS, sempat terfikir untuk melepas saja event ini dan lebih berkonsentrasi untuk menghadapi UAS.

Tapi kemudian fikiran saya berubah. Dan hal yang mengubah fikiran saya tak lain adalah dukungan dari teman-teman se kelas. Karena mereka rasa, saya termasuk orang yang pandai bercerita, jadi tak ada salahnya kalo cerita itu dituangkan dalam sebuah artikel.

Berawal dari dukungan itu, saya pun mulai beranjak dari pemikiran pesimis menjadi optimis. Dengan sisa waktu 20 hari untuk menuliskan artikel, jelas itu tidaklah cukup bagi saya yang tidak terlalu gemar menulis. Tapi itu bukanlah penghalang, malah itu saya jadikan tantangan. Apakah saya sanggup menyelesaikan 20 artikel dalam 20 hari. Dan hari ini tantangan itu terjawab sudah.

Namun itu tak lantas membuat saya bangga, karena ada beberapa artikel yang saya buat dengan se-adanya. Dalam artian, penulisan artikel itu dilakukan sangat mendadak, seperti menulis 6 artikel di hari terakhir penutupan pendaftaran. Jelas itu tidaklah efektif, bahkan mungkin lebih terkesan asal-asalan. Benarkah itu?

Ternyata tidak, dari 6 artikel tersebut, semuanya saya buat sebaik mungkin. Baik itu dari penyusunan kata, keakuratan data, pemilihan tema, pemberian judul, dan lain sebagainya, semuanya saya fikirkan se-matang mungkin. Yang membuat itu menjadi terkesan asal adalah kompleksitas kalimat yang dihasilkan, karena ada beberapa kalimat yang dituliskan, justru membuat pembaca harus “muter-muter”, barulah didapatkan makna dari kalimat tersebut. Selebihnya, silahkan anda baca sendiri.

Menulis bagi sebagian orang bisa dikatakan sulit. Seperti apa yang saya lakukan, menulis memang tak se-gampang yang terfikir dalam imaji saya. Menulis membutuhkan keahlian, kebenaran, dan kebiasaan. Keahlian disini berarti pintar memilih tema apa yang akan ditulis yang mampu menarik perhatian pembacanya. Kebenaran disini berarti keakuratan data dalam hal-hal yang diceritakannya. Terlepas apakah data itu suatu pengalaman atau kejadian yang dilihatnya, sebisa mungkin data yang ada memang valid, sesuai dengan kenyataan. Karena dengan kita menuliskan apa yang telah kita ketahui, jauh lebih mudah daripada menuliskan apa yang tidak kita ketahui. Sementara kebiasaan disini mengarah pada frekuensi kegiatan menulis yang penulis itu lakukan.

Berangkat dari pernyataan tersebut, saya pun berasumsi bahwa menjadi seorang penulis tidaklah mudah. Dan dengan adanya ajang inilah saya tahu itu. Dari ajang Black Blog Competition ini pula saya banyak mendapatkan ilmu baru. Maka tak ada salahnya, jika saya berharap kerja keras ini berbuah hasil yang manis. Mungkin terlalu muluk untuk seorang pemula. Tapi harapan itulah yang membuat saya masih bersedia menuliskan artikel terakhir ini.

Akankah berakhir manis? Hasil yang manis tak melulu mengenai penghargaan, tapi juga mengenai perubahan yang terjadi pada diri kita. Dan itu sudah saya dapatkan dari ajang Black Blog ini.

Terima Kasih untuk semua hal yang membuat hidup ini menjadi lebih baik.

Comments (1)

salam kenal blacker.. semangat nulis yah.... :) add febeQ

Posting Komentar

Find Your Future Here